Bukalah mata hatimu agar mampu melihat kebaikan dan kebajikan di diri insan di hadapanmu, hingga kau tak lagi merasa dirimu yang paling benar... ***sebuah pesan untukku

Minggu, 30 Agustus 2009

Puisi: Hari Ketujuh Romadhonku

Hari ketujuh jumpa ketidakberdayaan
Berontak keluarkan energi tersisa
Kesia-siaan membuat tubuh amat lekat pembaringan

Senyum tercipta undang asa mengendap di jiwa
Kesia-siaan bukan karena hasrat
Energi tersisa belum mampu gerakan bibir
Hanya diam dan tatap mata harap hadirnya cahaya
Pembangkit jiwa gerakan langkah raga

Dua jaket tiga selimut makin erat memeluk raga dalam ketiadaan daya
Jiwa masih ada, bergerak liar mencari tuas harapan
Kebangkitan raga kuatkan raga tersembunyi di baliknya

Bila kau lihat air meleleh dari mata
Jangan kau kira pipi mengundangnya
Lelehnya karena jiwa sedang menjadi lilin yang menyala
Di balik raga ada raga baru
Mengiba memelas memohon cahaya
Gulita dalam raga tempat bernaung
Sembunyikan harta kekuatan tersembunyi
Sementara raga muda itu harus mencari di antara lorong-lorong gelap

Dalam lelehan titik-titik bening
Adalah untaian kata tak bersuara
Memohon kekuatan hengkangkan
Pasukan rahwana perebut sisa-sisa kekuatan
Bila untaian kata tak bersuara didengar-Nya

Layakkah keraguan akan hadir-Nya masih ada
Bukankah hadir-Nya adalah kedahsyatan tak tertandingi?

Dalam lemah raga ini, aku masih mempunyai jiwa yang kuat
Biarkan dulu terbaring di sini... Read More
Selalu ada saat alami titik terendah
Setelahnya kekuatan besar pasti ada

NAR
280809

Tidak ada komentar:

Posting Komentar